Saat siang hari di tengah hutan terdapat kancil yang sedang berjalan gontai dengan perut kelaparan. Kancil berjalan kian kemari mencari makanan melewati gerumbul di dekat sungai kecil, kancil dikejutkan oleh suara rintihan minta tolong. Kancil mencari sumber suara tersebut yang ternyata berada di balik rumpun bambu.
Ia segera mendatangi dan ternyata di sana terdapat se ekor kuda yang merintih kesakitan. Punggungnya berdarah akibat gigitan serigala, perutnya tercengkeram kuku tajam serigala. Si kuda telah meronta-ronta dengan hebat namun hal itu sia-sia.
Melihat temannya kesakitan, kancil berusaha memberikan bantuan kepada kuda. Tanpa berfikir lama kancil pun memberitahu kepada serigala bahwa kuda sedang sakit kakinya, sehingga ia dapat dengan gampang menangkap si kuda. Namun, serigala terlihat tidak percaya begitu saja, tetapi kancil berkata “jika kamu tidak percaya, lihat sendiri saja kaki si kuda”. Serigala melepaskan gigitannya dan turun dari punggung kuda.
Serigala beranjak ke belakang kuda ingin memeriksa kaki kuda, sementara kancil mengedip-kedipkan matanya pada kuda. Kuda mengangkat kaki belakangnya dan wajah serigala mendekat untuk melihat telapak kaki kuda. Kancil memberi isyarat pada kuda, dengan sekuat tenaganya kuda menendang kepala serigalaa.
Betapa kerasnya tenaga tendangan kak kuda itu hingga tubuh serigala terpental ke belakang dan membentur batang pohon. Segali memanfaatkan keadaan, kancil dan kuda pun segera meninggalkan tempat tersebut.